[FF] // BTS // SKYFALL

20141115-200541-72341767.jpg

Casts: Jung Hoseok (BTS) , Jung Nara
Genre: Romance

We will stand tall and face it all together at sky fall

Hoseok kini memang bukan anak SMA yang culun dengan buku tebal ditangan dan kacamata di hidung.
Jung Hoseok bukan lagi lelaki yang berpenampilan rapi yang bahkan tidak akan terlihat dalam kerumunan.

Ia adalah J-hope.

Lelaki tampan. Sempurna. Yang dicintai banyak orang. Apapun yang Ia lakukan semua orang mengetahuinya. Bahkan sekalipun Ia menjulurkan lidahnya akan membuat banyak gadis menjerit histeris.

Sesuatu yang bahkan tak bisa Ia bayangkan orang seperti dia dulu dapat lakukan.
Itu semua terjadi karena proses panjang yang melelahkan.
Jauh. Jauh sebelum Ia terkenal sekarang. Jauh sebelum Ia bahkan terlihat paling bersinar diantara jutaan bintang di gelapnya langit malam.

Jung Hoseok duduk di lantai kamarnya dengan earphone terpasang ditelinga dan secangkir kopi setelah latihan tadi.
Ia melirik jam di ipodnya menunjukan pukul dua dini hari.

Hoseok menghela nafas berat dan matanya masih menatap ke langit luas yang terbentang dengan jutaan bintang seperti dirinya lewat jendela kecil di samping tempat tidur. Ia dapat melihat satu disana yang paling besar dan paling bersinar. Sirius.

Dadanya terasa sesak. Bila semua orang hanya melihat Sirius, lalu apa yang terjadi dengan bintang lainnya yang bersinar redup?

Tersisih kan?

Terabaikan? Atau

Terbuang?

Bukankah mereka sama. Hanya saja jarak mereka terlalu jauh. Kurang beruntung.

Member lainnya sudah tertidur setelah latihan untuk persiapan come back mereka Minggu depan―menyisakan Hoseok yang masih terjaga dengan lampu tidur menyala redup. Ia merogoh saku celananya mengeluarkan pemantik api kecil yang Ia miliki semenjak predebut. Dan satu tangannya membuka laci meja di samping jendela, meraih sebuah kotak berwarna putih dan mengeluarkan sebatang rokok dari dalamnya.

Hoseok membuka kaca jendela dan Ia duduk di sana. Beruntung nya hari ini bukanlah musim dingin. Ia menyulut api di rokoknya dan mendekatkan batangnya ke mulut. Menghisapnya dalam lalu menghembuskan asapnya keluar jendela menyatu bersama udara malam.

Suasana dorm begitu sepi saat semua member sudah tertidur.
Pikirannya sedikit lebih jernih sekarang.

Semua member tahu kalau Hoseok masih belum bisa menghilangkan kebiasaannya. Hanya Manager yang tidak tau Ia masih merokok.
Hanya dengan ini Hoseok merasa ia menjadi dirinya sendiri. Dirinya yang bukan robot perintah untuk selalu tampil sempurna setiap saat dengan senyum yang membuat otot wajah bekerja lebih keras dan make up tebal.
Hoseok mengambil secangkir kopi di bawah jendela dan meminumnya sampai habis

“Apa kau disana juga melihat bintang yang sama?” Gumamnya pada langit tak terbatas. Ia memejamkan matanya dan menghela nafas panjang sambil menyentil abu yang terbakar diujung batang rokok dengan jari manisnya.

“Jung Nara…”

***

Hoseok mengemas buku bukunya dan memakai seragam sekolahnya. Menjalani harinya yang biasa sebagai murid sekolah menengah.

Disekolah biasa

Dengan teman teman biasa

Tanpa memikirkan penampilan ataupun sikap yang harus Ia tunjukkan.

Hoseok melangkahkan kakinya di sepanjang koridor sekolah sambil sesekali tersenyum lebar saat berpapasan dengan teman temannya.

“Hey Hoseok!”

Hoseok menoleh saat tepukan pelan di pundak dan suara seseorang memanggil namanya.

“Hei Nara!” Hoseok tersenyum

“tumben sekali kau datang agak siang. Biasanya selalu datang lebih awal” ucapnya sambil berjalan.

Nara memasukan tangannya ke saku seragam “karena aku ingin berjalan bersamamu di koridor sampai ke kelas” balasnya santai sambil tanpa canggung tersenyum manis pada Hoseok.

Deg!

Jantung Hoseok serasa dihantam oleh ribuan kupu kupu yang menyergapnya. Rasa hangat memenuhi hatinya bahkan membuat wajahnya memerah sampai telinga karena ucapan Nara barusan.

“Be.. Benarkah?”

Nara mengalihkan pandangannya pada lapangan yang mulai ramai dengan siswa yang baru berdatangan “tentu saja! Aku bosan datang lebih awal dan menunggumu yang selalu datang terlambat. Selain itu dikelas tidak ada yang menarik untuk dilihat hehehe” Nara tersenyum dengan eyesmile nya yang manis

Hoseok tersenyum tidak percaya. Ia baru mengetahui ada gadis yang segamblang itu berbicara pada lelaki. Begitu terbuka dan tidak ada rasa canggung. Sebagai lelaki, tentunya Hoseok tau kalau Nara menyukainya. Dan Ia pun begitu.

“Ayo cepat kita ke kelas! Yang terakhir sampai harus mentraktir makan siang” Hoseok berujar lalu bersiap untuk berlari.

Nara kaget dan langsung ikut berlari mengejar Hoseok di sepanjang koridor.
“Yya! Bodoh! Aku belum siap! Lihat kau!”

Tawa lelaki itu terdengar lepas tak peduli dengan tatapan dan lirikan aneh dari para siswa yang berjalan dikoridor karena melihat tingkah aneh Nara dan Hoseok.

Dan hal itu terjadi selama kurang lebih satu tahun semenjak mereka saling mengenal.
Tertawa bersama, saling mencubit, bergandengan, berpelukan bahkan mencium pipi sudah bukan lagi hal yang asing bagi kedekatan mereka.

.

“Yya! Hoseok! Bukan begitu caranya!! Kau harus menghitung harga bulan Desember dan Oktober dulu baru memasukannya dalam jurnal! Masa begini saja kau tidak bisa! Bodoh!”

Nara memukul kepala Hoseok dengan buku catatannya―geram karena sudah hampir dua jam Nara mengajarinya Sistematika ekonomi dan lelaki itu selalu salah dalam mengerjakannya.

“Aissh! Jangan memukul kepalaku terus dong! Nanti aku bisa tambah bodoh tau!” Hoseok mengusap ngusap kepalanya yang sakit terkena hantaman buku catatan sambil berusaha mengelak.

Nara memajukan bibirnya “kalau sudah bodoh ya bodoh saja! Jangan salahkan ak―”

Chu..

Hoseok menghentikan ocehan dari mulut Nara dengan bibirnya. Mengunci nya lembut dan sukses membuat wajah gadis itu merah seperti kepiting rebus.
Tubuh Nara lemas, persendian nya seakan mati rasa saat menerima tiap sentuhan Hoseok di bibirnya dan Ia memilih menyerah, bersandar pada sofa dibelakang nya.

“Kalau begitu, ajari aku lagi Nara sunbae.. Dengan perlahan..” Ucap Hoseok setengah mendesah di sela sela ciumannya dengan suara yang rendah dan menurut Nara terdengar… seksi.

Tengkuk gadis itu langsung merinding saat Hoseok menjauhkan wajahnya dan menatapnya intens. Refleks Nara menunduk malu karena perlakuan Hoseok yang sangat mengejutkan nya seperti tadi. Tangannya mengepal dan terasa berkeringat ditambah dengan degupan jantung yang serasa berlari dalam rongganya.

Hoseok mendapati itu terlihat manis. Tingkah polos Nara sangat berbanding terbalik saat Ia seperti ini dibandingkan tadi yang sangat galak dan blak blakan.

“Ayo kita lanjutkan” ucap Hoseok santai dengan tatapan sedikit mengejek tingkah Nara barusan.

Rona merah dan senyum tipis di wajah Nara langsung memudar dalam sekejap “Apa kau?!” Ia yang menyadari tatapan mata Hoseok langsung memukul bahu lelaki itu dengan penggaris

Hoseok tertawa lepas lalu memilih untuk menggelitik pinggang Nara. Tidak peduli lagi dengan buku Ekonominya yang terbuka di meja dan pensil yang berantakan merekam momen manis ini.

Hati Nara terasa penuh.

Dan tanggal 14 Februari menjadi hari yang penuh warna pink saat Nara dan Hoseok bertukar cokelat.

“Maaf, aku tidak bisa memberi yang lain selain ini..” Nara menyambut lelaki itu di pintu kelas sambil menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang berwarna pink dengan pita merah padanya.

“Oh” Hoseok mengambilnya dari tangan Nara sambil memandang datar kotak cokelat itu yang kini berada di tangannya lalu beralih memandang datar Nara yang terlihat menunggu respon darinya.

Paru paru Nara serasa melayang dari tempatnya sebelum Ia sempat menarik nafas karena Hoseok terlihat tidak sedikitpun menyukai bahkan berterima kasih pada hadiahnya.
“Aku akan membunuhmu Hoseok” gumam Nara sambil mengepalkan tangannya kuat kuat.

Namun kemudian tiba tiba Hoseok tersenyum sangat lebar hampir merobek wajahnya sambil mengacak ngacak rambut Nara.

“Aku hanya bercanda hahaha.” Ucapnya tanpa rasa bersalah padahal sikapnya barusan hampir membuat Nara menangis.

Nara langsung membabi buta mencekik leher Hoseok “ini bukan April mop bodoh!!” Ucapnya sambil mengguncang guncangkan tubuh lelaki menyebalkan di hadapannya.

Namun dengan gerakan cepat lengan Hoseok langsung menarik kepala gadis itu dalam dadanya membuat degup jantung Nara semakin tak karuan

“Ini masih pagi. Dan ini hari valentine. Jadi, jangan membuatku berfikir untuk mencicipimu mu juga Jung Nara..” Ucap Hoseok berbisik tepat di telinga Nara. 

Mata Nara membulat sempurna, ia langsung mendorong tubuh Hoseok menjauh darinya “dasar lelaki mesum!!”

.

Hari valentine yang manis akan selalu Hoseok ingat selamanya saat Ia dan Nara berada di tembok “Lock of Love” yang terkenal itu. Hoseok membeli sebuah gembok warna hijau dan Nara menulis di gembok itu.

“Jung Hoseok, Jung Nara. Bersama selamanya ^^”

Dengan senyum mengembang di wajah, Hoseok mengunci gembok itu diantara gembok lainnya. Tiba tiba Nara merogoh sakunya dan memberi Hoseok gelang yang terbuat dari rajutan beberapa benang sulam warna hijau kesukaan Hoseok yang Ia buat sendiri dan lelaki itu menyukainya bahkan memakainya setiap hari.
Hoseok tersenyum senang dan mengikat kunci gembok itu di gelang nya.

Ada sebuah mitos dimana ketika kau menyimpan kunci gembok lock of love ini, maka sejauh apapun cintamu pergi, Ia akan kembali lagi padamu.

“Kalau begini, kuncinya tidak akan hilang”

Nara tersenyum sambil membenarkan letak syal Hoseok “Happy valentine”

Pipi Hoseok merona merah, sangat hangat seperti musim panas. Ia tersenyum manis dengan yang terbaik yang Ia punya “Happy valentine”

Disebut apa mereka sekarang?

Teman? Sahabat? Atau kekasih?

Itulah yang sering menjadi pertanyaan yang berputar dalam benaknya.

Walaupun mereka tidak pernah bertukar kata cinta, tapi Nara meminta lebih dan Ia butuh kejelasan atas semuanya

Gadis itu menarik nafasnya dan menutup buku akuntansinya membuat Hoseok yang tengah serius menghitung mengernyitkan alisnya bingung.

“Nara, kenapa bukunya ditutup?” Tanya Hoseok bingung dengan wajah polosnya.

Nara menatap lelaki dihadapannya dengan lamat “Hoseok, kau sayang padaku tidak?” Tanyanya serius

“Sayang..”

Nara menghela nafas “bukan.. Kau tidak mengerti Hoseok. Kau tau, setiap kedekatan kita, perhatian mu, dan bahkan ciuman itu apa kau tidak menyadarinya?”

Lelaki itu terdiam

“Perasaanku lebih dari sekedar sayang Hoseok.. Kau mengerti?” Nara berhenti sebentar “..Aku mencintaimu..”

Perlahan Hoseok menggenggam tangan Nara dan terasa di punggung tangannya setetes airmata terjatuh. Ia mendongak dan melihat Nara sedang tertunduk dengan pipi basah. Gadis itu menangis.

Dengan cepat Ia menarik punggung gadis itu dan memeluknya. Ia mengusap usap rambutnya tapi tangisan Nara malah semakin kencang, bahunya berguncang.

“Tapi aku tidak bisa menjalani yang lebih dari ini Nara..” Ucap Hoseok pelan dengan Nara masih di pelukannya

Nara terhenyak, Ia mendorong tubuh Hoseok menjauh darinya, Ia menatapnya dan menyeka air matanya kasar “kenapa?! Kenapa Hoseok?!! Apa kau tidak mencintaiku?! Lalu selama ini yang kau lakukan itu apa?! Kau hanya memberiku harapan? Lalu sengaja tidak memberi status dalam hubungan ini agar kau dapat meninggalkanku tanpa rasa bersalah?! Iya?! Bukankah begitu?! Aku bersumpah! Aku tak akan―”

Lagi lagi untuk yang kesekian kalinya Hoseok berhasil menahan kalimat yang keluar dari gadis itu. Hoseok menciumnya dan terasa airmata menetes di pipi Nara juga membasahi pipinya. Hoseok tau Ia sudah menyakiti gadis itu, gadis yang dicintainya. Hoseok juga mencintainya namun Ia tak mau cintanya menduakan pikirannya apalagi menyakiti Nara juga karena hal ini. Karena Hoseok punya mimpi yang harus Ia dapatkan dan Ia tau pasti ada yang perlu Ia korbankan.

***

Kursi kayu yang dingin ini tidak terasa dingin lagi bagi Nara. Hatinya, pikirannya, bahkan seluruh sensor ditubuhnya seakan mati rasa saat kejelasan yang Ia inginkan untuk membuat hubungan ini menjadi seperti apa yang Ia inginkan malah berakhir buruk. Jujur Nara sangat menyesal. Lebih baik Ia tidak tau apa apa daripada sakit hati seperti ini.

“Aku punya mimpi…”

Nara menoleh menatap Hoseok yang mendongak ke arah langit luas lalu pandangan Nara berbalik pada pergelangan tangan Hoseok. Sebuah untaian benang sulam warna hijau yang sudah mulai pudar dengan kunci kecil warna perak menggantung masih melingkar di pergelangan tangannya.

‘Gelang dariku masih Ia pakai’

“Suatu hari nanti, aku akan ada bersama ribuan bintang di langit. Menjadi bintang yang paling terang dan dicintai banyak orang. Bahkan cintanya lebih besar darimu Nara..” Hoseok melanjutkan bicaranya dan Ia beralih menatap Nara yang hanya diam dan menunduk sejak tadi Ia dibawa kesini.

Gadis itu mendongak ke langit “Memangnya, impianmu itu seperti apa..?” Tanya Nara pelan

Hoseok kembali menatap bintang yang berkelap kelip indah di angkasa “aku.. Aku ikut audisi di sebuah manajemen artis dan mereka bilang, dalam waktu dekat nanti aku akan debut di sebuah grup. Aku akan tampil di panggung di saksikan jutaan orang yang meneriakan namaku. Mereka akan mencintaiku bahkan menangis karena melihatku. Mereka akan menjadi orang terpenting dalam hidupku, fans dapat melakukan apapun yang mereka mau bahkan menjatuhkan idolanya. Aku takut disaat seperti itu kau merasa terbebani dengan kehidupan baruku Nara..” Ucap Hoseok.

Dengan cepat Nara menatap lamat mata Hoseok “Lalu kau akan meninggalkanku..? Setelah semua yang sudah kita lakukan..?”

“Maaf Nara.. Ini demi impianku..”

Nara menggenggam tangan Hoseok dan tersenyum. Merasakan setiap jemari lelaki itu di suasana seperti ini membuat Nara harus berkali kali meyakinkan dalam hatinya bahwa lelaki pemilik jemari ini adalah Hoseoknya. Bukan orang lain. Tapi entah kenapa rasanya sangat asing “aku akan selalu mendukungmu! Kita akan menghadapinya bersama sama” katanya dengan airmata masih mengalir di pipi

Dengan cepat Hoseok memeluk gadis itu erat “aku tidak akan melupakan mu Nara..”

“Jangan membuat janji yang tak bisa kau tepati” suaranya terbenam di bawah bahu Hoseok 

Hati Nara bergemuruh, air matanya terjatuh membasahi pipi. Langit terasa runtuh menimpanya saat kejelasan yang Ia terima justru malah menyakitinya.

***

“Kata siapa aku tidak bisa menepati janji?”

Hoseok menghisap rokoknya lebih dalam, menghembuskan asapnya ke udara membentuk kepulan yang perlahan melepas diri menuju langit.
Hoseok memejamkan matanya menahan airmata yang akhirnya jatuh juga. Dalam hati Ia mengakui bahwa Ia masih merindukan gadis itu walau Ia sering melihatnya sedang berjalan di pinggir jalan, taman atau di tempat umum saat Ia dan semua member menghadiri acara fansigning atau hanya sekedar berjalan jalan di kota.

“Aku tidak bisa melupakanmu, Nara..”

***

Hari ini BTS member sedang dalam perjalanan menuju tempat Fansigning pertama pagi ini. Semua member seperti biasa tidak pernah diam sepanjang perjalanan sehingga van ini menjadi sangat berisik karena suara mereka.

“Yoongi, menurutmu Lucky fans itu apa?” Jin bertanya tiba tiba.

Yoongi berpaling dari layar iPadnya “ah.. Menurutku mereka sangat istimewa.. Aku yakin satu dari kita suatu hari nanti akan menjadi pacarnya hahaha” ucapnya sambil tertawa

Taehyung menjitak pelan kepala Yoongi dari kursi belakang mobil “hei! Memangnya mereka mau punya kekasih galak seperti mu? Hahaha”

Tawa semua member langsung meledak namun Jung Hoseok hanya tertawa kecil sambil tak berpaling dari kaca jendela mobil. Tiba tiba pandangannya teralih pada seorang gadis yang berjalan di deretan sebuah toko. Lalu saat gadis itu melewati sebuah cafe tiba tiba ia berbalik arah seolah ada yang memanggilnya. Dan ternyata benar. Gadis itu kemudian berhenti di pintu cafe yang tak sengaja Ia lewati lalu menyambut kedatangan pria dari dalam sana dengan pelukan.

Mendadak jantung Hoseok jatuh bebas sampai ke tanah. Ia seribu kali lebih yakin gadis itu adalah Jung Nara nya yang galak dengan tas tangan warna hijau muda pemberian darinya saat Nara berulang tahun.

Ia masih Jung Nara yang dulu. Dengan rambut panjang kehitaman dan wajah kekanak kanakan. namun Ia kini lebih cantik dan seorang pria tampan berjalan disisinya, menggandeng tangannya agar tidak kedinginan dan tidak akan meninggalkannya.

“Hyung, ada apa?” Jungkook bertanya dari kursi depan. Ia melihat wajah Hoseok yang sendu dari kaca spion kemudian memutar tubuhnya ke kursi belakang.

Hoseok menyadari Jungkook memperhatikanya. Ia langsung memasang senyum lebarnya “ahaha Kookie, aku hanya sedang membayangkan apakah kita bisa pergi ke tembok lock of love yang ada disana itu?” Jawab Hoseok spontan. 

Taehyung tiba tiba menarik bahu Hoseok “woaahh!! Kita harus kesana hyung~~”

“Memangnya kau punya pacar huh?” Cibir Jimin

Taehyung memajukan bibirnya lalu menarik leher Hoseok ke bahunya “hyung, ayo beritahu padanya tentang hubungan rahasia kita!”

Hoseok tertawa ringan “hahaha kalau aku memberitahu nya, itu berarti bukan rahasia lagi”

“Kita sampai~!!” Ucap Jin semangat dari kursi depan

Begitu van berhenti di tempat parkir yang sudah dipenuhi fans, seluruh member BTS langsung diam. Menarik nafas bersiap siap untuk hari penuh perjuangan ini karena mereka akan terus memasang senyum dan tingkah imut selama kurang lebih empat jam.

Namun Hoseok hari ini sedikit kurang bersemangat karena melihat Nara berpelukan dengan lelaki di depan pintu cafe tadi jadi Ia berjalan sedikit lambat dari yang lain sampai Jin harus menarik tangannya bahkan merangkul bahunya dan membuat fans di luar gedung menjerit histeris.

“Hei, kau baik baik saja?” Bisik Jin

Hoseok memasang senyum lebar sampai matanya melengkung “iya hyung. Terimakasih ya”

Jin tersenyum lirih. Ia tau Hoseok bukanlah orang yang pandai menyembunyikan sesuatu apalagi padanya. Tentunya sifat kurang semangat Hoseok hari ini disebabkan oleh gadis masa lalunya dan Jin tidak ingin Hoseok terus terusan seperti ini. Mau tak mau, Ia harus terus menempel pada Hoseok untuk mengalihkan pikirannya dan terus tersenyum “bersemangat lah! Ini tidak akan lama. Setelah ini, kau boleh memakai kamar mandi sepuasnya, boleh memakai shower selama apapun yang kau inginkan” Ia menepuk bahu Hoseok lalu berjalan mengikuti yang lainnya.

Hoseok terdiam sebentar mencermati ucapan Jin barusan lalu tersadar “aku bukan lelaki cengeng hyung!!” Ucapnya lalu berlari mengejar Jin

Diam diam Jin tersenyum. Ia senang lelaki itu kembali menjadi Hoseoknya lagi yang penuh semangat. “Tetaplah seperti itu, Hoseok” ucapnya pelan sambil melihat lelaki itu berlari ke arahnya.

***

Fansigning hari ini sangat ramai. Acara saat ini terbagi jadi empat sesi yang biasanya hanya tiga atau dua sesi saja. Pertama, penampilan pembuka mereka, kedua, tanda tangan, ketiga, istirahat lalu terakhir, tanda tangan lagi. Karena fans yang datang lebih banyak dari kemarin. Jungkook dan Jimin seperti biasa, merayu para gadis lalu memberikan fanservice untuk fansite.

“Oppa, maukah kau menandatangani album ini?” Tanya seorang fans wanita yang kira kira masih SMP

Jungkook tersenyum sambil mengambil pulpen lolipop dari saku namun ketika Ia ingin menandatanganinya, tangannya berhenti dan menatap gadis itu “aku akan menandatanganinya asalkan kau mau menungguku saat kau sudah lebih besar. Aku akan melamar mu” ucap Jungkook sambil mengedipkan sebelah matanya.

Gadis itu tersenyum sambil menutup mulutnya. Ia hampir menangis karena ucapan menggelikan tadi. Jungkook sampai tertawa melihat wajah senangnya yang menurutnya lucu.

Lalu setelah selesai, gadis itu pindah ke meja sebelahnya.

Disana ada Yoongi.

Entah kenapa baik Hoseok, Taehyung ataupun Jungkook sekalipun selalu merasa sebal jika melihat Yoongi di acara fansign. Lihat saja tingkah lelaki itu! Yoongi sedang bermain dengan boneka anjing yang entah menapa tiba tiba ia taruh diatas kepalanya. Dia seperti anak kecil. Berkedip lambat, tersenyum riang, tertawa, menggembung kan pipi, dan menampilkan wajah polos yang bagi mereka terlihat sangat menyebalkan karena lelaki itu aslinya memang sudah menyebalkan dan ditambah lagi ini. Membuatnya super duper menyebalkan!

“Yoongi hyung menyebalkan” ucap Taehyung setengah berbisik pada Hoseok

Mata Hoseok memicing “dia lebih imut dariku. Dia itu kan sudah tua, harusnya dia jangan bertingkah seperti itu! Dasar ahjussi tidak tau diri”

Mendengar kata kata Hoseok barusan, Taehyung langsung tertawa lepas. Karena baru ini Ia mendengar member lain mengejek Yoongi dengan sebutan “tua” dan “ahjussi” seperti tadi

“Ahahahahha. Apa kau bilang tadi hyung? Ahjussi? Kalau Yoongi hyung mendengarnya, kau akan dibunuh! Hahahaha” tawanya lepas bersama Hoseok.

“Em.. Maaf.. Oppa..”

Seketika tawa Taehyung dan Hoseok berhenti karena seorang fans kembali menghampiri meja Hoseok. Jadi lelaki itu langsung berdehem dan melayani fans itu. Ia mendongak menatap wajah gadis itu.

“Dimana aku harus tanda tangan, sweetie?” Ucapnya. Namun tiba tiba Hoseok terdiam. Tubuhnya serasa membeku dan Ia mengepalkan tangannya tanpa sadar.

“Nara..”

Gadis itu menunjuk nunjuk buku biografi yang Ia bawa “Ne, oppa. Aku ingin kau tanda tangan disini.” Ucapnya semangat

‘Nara, kenapa kau datang kesini? Apa mau mu?!’ Batin Hoseok.

“Oppa, ayo cepat~” ucap gadis itu

Hoseok masih terdiam, Ia tidak mengerti apa mau Nara datang kesini. Padahal jelas jelas tadi Ia melihat gadis itu berpelukan dengan seorang pria, dan sekarang, Ia datang menemuinya ditempat ini, di waktu yang tidak tepat dan berlagak seolah tidak mengenal Hoseok. Ia tau, Nara pasti mengenalnya. Gadis itu berpura pura tidak mengenalnya.

Dengan gemetar, Hoseok mengambil bolpoin di meja Taehyung dan menuliskan beberapa kalimat di buku biografi itu.

‘Lock of love. Pukul 7 malam. Datanglah

Nara menerima kembali bukunya “terimakasih oppa~” lalu beralih ke meja Taehyung di sebelahnya.

Walaupun Nara sudah pergi, tapi tetap saja, jantung Hoseok masih berdegup kencang. Pikiran Hoseok begitu kacau. Apa Nara sedang ingin menyiksa nya? Tapi atas dasar apa? Hoseok tidak punya salah apa apa. Bahkan Ia berpikir bahwa Nara menuntut sesuatu darinya. Tapi apa? Nara bukanlah gadis yang memanfaatkan sesuatu dari temannya yang sudah sukses.

“Apa mau mu Jung Nara?”

***

“Hyung, mau kemana??” Tanya Jimin yang melihat Hoseok tiba tiba berpakaian rapi setelah pulang dari fansigning

“Aku.. Aku ingin ke sevel sebentar” kilahnya

Mata Jimin mengernyit “sevel? Rapi banget”

Hoseok buru buru memakai sepatunya “yeah, aku tidak ingin ada fansite memfotoku hanya memakai celana pendek saat keluar. Yasudah, aku pergi dulu” ucapnya lalu pergi menghilang dibalik pintu.

Hoseok menjalankan mobilnya secepat mungkin menuju tempat kenangan yang tidak pernah Ia lupakan sejak dua tahun lalu. Ia melirik ke pergelangan tangannya di stir mobil. Untaian benang sulam hijau yang sudah sangat pudar masih melingkar disana dengan kunci kecil yang masih menggantung.

Hoseok tertawa ringan “mengapa kunci ini tidak pernah berkarat?”

Pandangannya kembali beralih pada jalan raya. Ia sudah sampai di depan bangunan indah itu. Matanya mengamati setiap pemandangan yang ada disana dari dalam mobil cukup lama. Suasananya tidak banyak berubah. Hanya saja, Ia kesini sendirian. Bukan di musim dingin dan bukan di hari valentine. Arlojinya sudah menunjukan hampir pukul tujuh, Ia tidak akan melewatkan waktu ini. Tapi sebenarnya, untuk apa Ia menemui Nara lagi. Toh gadis itu bukan lagi siapa siapanya dan barangkali gadis itu tidak datang sesuai apa yang Ia beritahu kemarin.

Namun anehnya, kaki Hoseok tetap melangkah keluar dari mobil dan terus melangkah menaiki tangga batu itu sampai ke puncak.

Pemandangan kota Seoul dimalam hari dari ketinggian memang luar biasa indahnya. Lampu kota berkelap kelip indah bagaikan berlian. Matanya masih menelusuri pemandangan di atas sini yang terlihat seperti berada di tengah tengah angkasa. Bahkan Hoseok tak menyangka kakinya masih menapak tanah. ‘Aku akan membawa mereka semua kesini’ janjinya dalam hati

“Hei. Mau sampai kapan kau berdiri mematung disana?”

Hoseok menoleh

“Nara..”

Gadis itu berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri. Jaraknya hanya beberapa langkah saja. Sangat cantik mengenakan syal warna hijau dan rambut ekor kuda di samping. Kini mereka hanya diam membiarkan waktu berjalan sendiri. 

“Sejak kapan Hoseokku jadi melankolis seperti ini? Apa kau benar benar menjalin hubungan aneh dengan Kim Taehyung itu ya?”

Hati lelaki itu melonjak. Entah dia harus tertawa atau marah untuk meresponi ucapannya barusan.

Tadi Ia bilang aku adalah miliknya lalu ia bilang aku punya hubungan aneh.

“Kau tidak pernah berubah ya” Hoseok tersenyum gamang. Ia masih berdiri ditempatnya

Nara melangkah mendekat “aku tidak akan pernah berubah, Hoseok. Ah maksudku J-Hope oppa”

Lagi lagi hatinya melonjak. Apa maksudnya memanggilnya dengan nama itu. Apa Nara menilainya telah berubah?

“Maksudmu? Aku berubah?”

Nara melangkah semakin dekat dan semakin terlihat di wajahnya terpasang senyum sarkastis “kau telah mendapatkan segalanya. Ketenaran, nama baru, jeritan fans yang meneriaki namamu, mencintaimu..” Nara berhenti melangkah. Jaraknya kini hanya sebatas lengan. Seperti jarak saat Hoseok menarik dan memeluknya dulu.

“Itu bukan aku”

Nara mengangkat sebelah alisnya “bagaimana itu bukan kau kalau yang aku temui kini dan di fansigning tadi siang memang benar benar dirimu, J-Hope oppa. Ah seharusnya aku membawa kamera, pasti teman temanku iri kalau tahu aku berkencan denganmu malam ini. Oppa” ucap Nara. Ia menekankan kalimat ‘oppa’ saat Ia berbicara dan itu membuat Hoseok merasa mual

“Berhenti memanggilku Oppa!” Hoseok berteriak. Suaranya terdengar tajam dan dingin―membuat mata Nara hampir menangis. Hoseok kini melangkah mendekat. Ujung sepatunya menyentuh ujung sepatu Nara

“Apa mau mu Jung Nara? Kau ingin menyiksaku? Iya?! Atas dasar apa kau melakukan hal itu?!”

Nara memalingkan wajahnya dari Hoseok “Aku hanya ingin memberi pelajaran padamu”

Namun Hoseok mencengkeram dagu gadis itu dan membuatnya kembali menatapnya “dengan datang ke fansigning dan pura pura tidak mengenalku? memangnya apa salahku?” Tanyanya menyelidik

Mata gadis itu berlinang “Tidak! Kau tidak salah!! Kau tidak salah..” Airmata kini mengalir deras di pipi Nara—hal yang paling tidak ingin Hoseok lihat darinya setelah dua tahun ini.
Kini Hoseok malah merasa bersalah. Karena secara tidak langsung, pertemuan ini adalah keinginannya dan sekarang gadis ini pastilah menangis karena dirinya.

Dengan sigap, tangan Hoseok mendekap tubuh gadis ini erat erat. Hal yang semula rasanya bagai mimpi karena dirasa gadis ini sudah sangat jauh dari jangkauannya namun kini jaraknya hanya sebatas degupan. Dan Hoseok tidak ingin melepasnya lagi.

Nara menangis sepuasnya dalam dekapan Hoseok. “Aku merindukanmu.. Aku tidak tau bagaimana caranya untuk bertemu denganmu. Aku berusaha melupakannya setiap hari, namun itu malah membuatku merasa sakit..” Isaknya. Airmatanya membasahi jaket hangat lelaki itu dengan airmata yang dingin namun melegakan.

Hoseok merasa sedikit senang karena gadis ini merindukannya sampai seperti ini. Namun ingatannya tiba tiba kembali pada waktu itu. Saat Ia melihat Nara berpelukan dengan seorang pria di depan pintu cafe. Tadinya Ia ingin menguji peruntungannya dengan dengan mengajak gadis ini berjalan jalan namun bayangan itu membuat harapannya menggantung. 

Nara sudah punya pengganti dirinya
Hoseok melonggarkan pelukannya dan melepas Nara dari dekapannya “Kalau begitu jangan merindukanku lagi. Lupakan aku sekuat yang kau bisa”

Mata Nara membulat “apa kau mau mati?! Apa kau memikirkan apa yang kau katakan barusan―”

“itu akan jauh lebih baik daripada merasakan cinta sepihak denganmu Nara!”

Gadis itu tiba tiba diam dan menatap Hoseok dengan ekspresi bingung “cinta sepihak apa maksudmu?”

“Aku melihatmu berpelukan dengan pria di depan pintu cafe tadi siang! Aku hanya tidak ingin dicap sebagai lelaki perebut kekasih orang” balasnya berapi api. Membongkar pusat dari rasa kesalnya yang membuat sepanjang harinya ini terasa sangat buruk.

Kini Nara tambah bingung. Alisnya sampai menyatu karena terlalu keras berpikir. Lalu kemudian matanya melebar “aaah! Tadi pagi!”

“Iya! Tadi pagi! Jangan kau kira aku tidak tau ya!”

“Tidak. Dengar dulu, itu bukan pacarku bodoh! Itu pamanku yang memberikan tiket fansigning padaku. Aku memeluknya karena saking senangnya. Kau harus berterima kasih padanya!”

Mata Hoseok ikutan melebar setelah mendengar penjelasan dari Nara. Ternyata Ia hanya salah paham saja. Dan itu membuat Hoseok tersenyum sangat lebar karena saking bahagianya mendengar kebenaran itu. Hatinya terasa begitu ringan dan entah kenapa, Hoseok sangat bahagia.

“Karena aku tidak mungkin mencintai lelaki bodoh lain lagi selain dirimu. Hoseok.” wajah Nara bersemu merah.

Hoseok mengangkat pergelangan tangannya dan melihat kunci gembok yang menggantung di gelang rajutan benang sulamnya “ternyata mitos itu benar benar sungguhan!”

“Sejauh apapun cintamu pergi

Pasti Ia akan kembali padamu”

Karena walaupun langit runtuh sekalipun, aku akan menghadapinya bersamamu.

.

.
“Ingat ya! Jangan panggil siapapun dengan sweetie lagi seperti tadi, atau aku akan menghajarmu”

END

Ps: yeayyy akhirnya ff ini rampung juga setelah sekian lama menghuni iPod dari setahun lalu hehehe. Dan ini adalah ff terpanjang yang pernah aku buat untuk ngerayain hari kembalinya hape ku yeaayayy. Semoga kalian suka yaa. And this is our Angel J-hope~~

12 pemikiran pada “[FF] // BTS // SKYFALL

  1. Chef, itu si jehop aslinya emang ngerokok ya? Trus scene scene pas di fansigning itu real apa cuma di ff lu aja?

    Nice ff chef ^^ next postt ditunggu ya. terutama mistis menu hohoho xD

    Suka

    • kalo soal ngerokok, itu murni karangan gue doang kok, tenang aja. mereka semua itu anak baik baiik. minum aer putih aja kleyengan wkwkwk.
      kalo yang di fansigning……………. bisa jadi beneran ahahaha xD

      siapp~~~

      Suka

  2. Yeayyyyyy akhirnya Happy Ending..aku ikutan bahagia.heheh awalnya udh sempet sebel sama Hoseok..masa lbh milih mimpinya dr pd Nara…huhuhu.. tp syukurlah dua2nya bisa didpt.kekekek…
    Dan akhirnya aku selesai jg nyicipin semua hidangan yg ada di sini….asli Keren Semua ff, sungguh…!!! Dijamin bakal jd langganan deh aku disini.hehehe.. jgn bosen2 yya Chef klw aku sering berkunjung kesini.heheheh.. dan aku tunggu Hidangan terbaru disini…Fighting >_<

    Suka

  3. Hai kak eh thor eh chef! 🙂

    FF nya bagus kak eh thor eh chef!

    Gak setuju banget sama J-hope merokok, semoga gak beneran deh! *amiin*

    Itu.. Jungkooknya kok bisa manis gitu sih? tapi tetep, bang J-hope lebih maniss 😀

    Ini adalah FF pertama yang aku baca disini.

    Next… banyakin cerita J-hope ya! hehehe tapi jangan yang hororr! >.<

    Suka

    • ahaha, kamu boleh manggil apa aja kok ^^
      makasih ya udh baca FF ku. iya aku juga ga setuju banget kalo dia ngerusak badannya, he’s too cute for that ><

      iya, j hope emang banis banget nget nget 😀
      siap~~ j-hope kayanya juga ga suka horor deh ehehhe

      Suka

      • 🙂 sama-sama kak.

        dari coment pertama sampe coment ini kita ngomongin jeyhope mulu ya kak? kira-kira dia di korea cegukan gak ya? haha, biasanya kan kalo ada yang ceritain seseorang pasti langsung cegukan/gaje/ hahhahahah

        Suka

  4. Halo, new reader 😚 Gara-gara baca ini aku jadi kangen Kak Hoseok, kan~~ Ah, author jago banget ngembangin karakter Hoseok dan Nara 🙂 Jadinya feel yang didapet bukan sekedar “diksi yang bagus” aja, tapi karakter juga dapet penuh.

    Suka

    • hey joylin~ welcome to this cafe ^^

      iya aku juga jadi kangen banget sqama dia semenjak ada berita gak enak tentang dia di twitter. duuh jadi sedih kan T^T

      aihh gak jago kok. kalo soal diksi mah, aku bener bener parah. wah makasih banget ya buat pujiannya.
      jangan bosen berkunjung ya joylin.

      make yourself comfortable with fanfiction here. i’m so glad to know you. see ya 😉

      Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar